Monday, January 5, 2015

KNPI Kab Banggai dan HPA Kab Banggai Gelar Zikir dan Doa Di Malam Pergantian Tahun

Sambutan Wakil Ketua DPK KNPI Kab. Banggai Ramli Hasan  | foto: SL
  
Bertempat di Masjid Al-Kaustar Pondok Pesantren Al-Khairaat Luwuk, DPK Komite Nasional Pemuda Indonesia (KNPI) Kabupaten Banggai bersama Himpunan Pemuda Al-Khairaat (HPA) menggelar zikir dan doa bersama, Rabu (31/12). Kegiatan ini dalam rangka pisah sambut tahun 2015.
Momentum religius itu diawali dengan qalam illahi yang dilantunkan oleh Irwan Jafar. Laporan panitia Ketua HPA, Hamid menjadi prosesi acara selanjutnya. Kegiatan bertema "Dengan Momentum Pergantian Tahun Mari Kita Satukan Kata, Satukan Hati dan Bermuhasabah untuk Memupuk Persaudaraan Demi Membangun Peradaan" itu diikuti 200-an jamaah.
Muh. Reza Lemba, LC dan Juli T. Arsyad memimpin zikir dan doa bersama. Tampak para jamaah secara khusyu mengikuti zikir yang dimulai sekitar pukul 20.25 wita sampai dengan 21.00 wita itu.
Ketua DPK KNPI Kabupaten Banggai, Hj. Batia Sisilia Hadjar berhalangan hadir. Ia diwakili Ramli Hasan selaku Wakil Ketua Bidang Agama DPK KNPI Kabupaten Banggai. “Karena ada agenda penting lainnya, Ketua KNPI Banggai berhalangan hadir,” kata Ramli membuka sambutannya malam itu. Kegiatan ini bernilai positif. Dan insya Allah seluruh OKP dan organisasi keislaman lainnya dapat intropeksi atas perjalanan organisasi sepanjang tahun 2014. “Berapa banyak dosa dan amalia yang selama ini kita lakukan. Intropeksi itu harus dilakukan, demi perbaikan dimasa mendatang,” kata Ramli. 

Suasana Acara Zikir dan Doa bersama | foto: SL

Momentum renungan dan pentingnya waktu
Pisah sambut tahun tidak sekedar dimaknai seremoni, terlebih lagi penyambutannya dilakukan dengan kegiatan maksiat. Namun momentum itu hendaknya dijadikan renungan sejauh mana amal ibadah dan perbuatan buruk kita selama ini.
Pesan moril itu disampaikan Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Banggai, DR. Qasim Yamani, pada zikir dan doa bersama yang diprakarsai DPK KNPI Kabupaten Banggai bekerja sama dengan Himpunan Pemuda Al-Khairaat (HPA) di Masjid Al-Kautsar Pondok Pesantren Al-Khairaat, Rabu (31/12).
“Selama ini sudah berapa orang yang kita sakiti, sudah berapa banyak kita ambil haknya dan sudah berapa banyak orang yang kita tipu. Itu antara lain yang harus kita evaluasi,” kata Qasim.
Masih lebih baik lanjut Qasim, manusia berdosa kepada sang Khalik dibanding manusia berdosa kepada sesamanya. Jika dosa kepada sang pencipta, maka manusia akan meminta ampun dengan sungguh-sungguh, dan Allah Swt pasti akan mengabulkannya. Berbeda dengan dosa sesama, Allah tidak akan mengampuninya, sebelum manusia memaafkan perbuatan manusia lainnya.
Manusia identik dengan perbuatan dosa. Mulai zaman Nabi Adam sampai dengan Nabi Muhammad tidak lepas dari rasa khilaf. Meskipun golongan nabi semua dosa mereka sudah terhapus. Menurut Qasim, ada tiga syarat agar dosa terhapus. Pertama, harus membenci perbuatan maksiat yang pernah dibuat dimasa lalu. Kedua, tertanam rasa penyesalan yang tinggi terhadap prilaku buruk yang pernah dilakukan. Sedang ketiga, komitmen untuk tidak mengulangi perbuatan maksiat dimasa akan datang.
Mari ajak Qasim, kita tutup akhir tahun 2014 ini dengan bermunajab kepada Allah. Insya Allah kita mendapat petunjuk Nya.

Siraman rohani yang disampaikan DR. Qasim Yamani pada zikir dan doa bersama di masjid Al-Kautsar Ponpes Al-Khairaat Luwuk, Rabu (31/12) juga mengupas tentang waktu. Kepala Kementrian Agama (Kemenag) Kabupaten Banggai ini menyandingkan antara waktu dan kematian.
Oleh para orang pintar kata Qasim mengatakan, setiap yang datang akan terus mendekat dan setiap yang berlalu akan terus berlalu. Tahun 2014 pernah kita nantikan. Dia telah datang dan kini telah berlalu sekaligus tidak akan datang kembali. “Itulah yang disebut waktu,” kata Qasim.
Kalangan bijak juga pernah berstatemen tambah Qasim, mereka menangisi masa mudanya, kesempatannya dan peluangnya. Andaikan kata mereka, masa muda, kesempatan serta peluang itu diperjual belikan, maka sekalipun harganya mahal pasti akan dibeli. Tapi sayang masa muda, kesempatan dan peluang itu tidak dijual di pasar ataupun di toko. “Itu menjadi bukti betapa mulianya waktu, disaat dia berlalu tidak mungkin akan datang kembali,” kata Qasim.
Jika orang Barat menyebut time is money (waktu adalah uang), tapi bagi umat Islam waktu ibarat pedang. Maknanya jelas Qasim, jika tidak dapat dimanfaatkan waktu, maka boleh jadi akan menebas leher kita.
Ceramah berdurasi sekitar 20 menit itu, Qasim bersinopsis. Terjadi dialog antara waktu dengan kematian. Sang kematian berucap, saya sanggup mematikan dan menghidupkan siapa saja. Kalau  saya datang siapa saja tidak akan bisa memajukan atau mengundurkannya. Atas pernyataan kematian itu, waktu pun menjawab. Tidak akan ada kematian, jika tanpa saya. Itu membuktikkan bahwa saya bisa menghalangi datangnya kematian. 

*SL


Share On:

0 komentar:

Post a Comment

Berilah komentar anda dengan bijak