Sunday, July 28, 2013

Tausiah Ramadhan: "Muflis"

Dalam sebuah hadits riwayat Muslim dari Abu Huraira, diceritakan bahwa Rasulullah SAW bertanya kepada para sahabat "atadruuna manil muflisu"?. Apakah kalian mengetahui siapakah orang yang "bangkrut" atau "muflis"?. Para sahabat menjawab "orang yang bangkrut atau muflis dikalangan kami adalah orang yang habis harta bendanya, baik itu uang maupun perabotannya. ("Qaalu almuflisu fiina man lam dirhamalahu walaa mataa,a.”).

Mendengar jawaban para sahabat ini, maka Nabi SAW, bersabda bahwa sesungguhnya orang yang bangkrut atau muflis dari umatku yaitu orang yang datang pada hari kiamat dengan membawa pahala sholat, zakat, dan puasa tapi disamping itu, dia semasa hidup didunia telah mencaci maki kepada si ini, dan menuduh si itu, dan makan harta si anu, menumpahkan darah dan memukul si anu, maka di berikanlah kebaikan-kebaikannya kepada orang-orang yang pernah disakitinya. Sementara belum lunas terbayarkan tuntutan orang-orang lain yang pernah disakiti, maka diambillah dosa-dosa orang yang tersakiti, teraniaya, diberikan kepadanya kemudian dia di lemparkan ke dalam neraka.

Itulah gambaran orang yang muflis, tidak hanya kehabisan modal, bahkan masih menanggung beban yang bertumpuk. Ternyata "deposito" amal dan pahala dalam memenuhi hak Allah yakni puasa, sholat dan zakat, dapat amblas begitu saja karena melanggar hak sesama manusia. Dan ternyata pula, bahwa sumber malapetaka yang menggusur habis amal ibadah dalam rangka "hablum minallah" adalah "mulut dan tangan" kita sendiri.
Hal ini sebagaimana sabda Rasulullah SAW "al muslimu man salima muslimuuna min lisaanihi wa yadihi" artinya orang muslim yang sebenarnya adalah orang yang orang-orang muslim lainnya selamat dari gangguan "lisan dan tangannya".

Karena itu, ramadhan kali ini datang kembali untuk membimbing, mendidik serta menuntun kita agar ketika kita kembali menghadap sang Ilahi Rabbi, kita tidak termasuk golongan orang-orang yang bangkrut di hadapan-Nya karena kita mampu memelihara tangan maupun lisan kita, karena salah satu golongan orang yang dirindukan oleh surga adalah orang-orang yang mampu menjaga lisannya. Sehingga dengan sangat jelas dan terinci Allah SWT gambarkan tentang etika pergaulan sesama mukmin, diantaranya jangan kita saling mengolok-olok, boleh jadi yang di olok lebih baik dari yang mengolok, juga jangan berburuk sangka, menggunjing atau mencari-cari kesalahan orang lain. Karena hal ini telah menjadi sarapan pagi bagi kita.

Semoga ramadhan ini membimbing kita menjadi umat yang memiliki "Qalbun salim". wallahul muwafiq ilaa aqwamithorieq. wassalamu'alaikum wr..wb...


Mukhtar Kantu, S.Ag
(Bendahara DPK KNPI Banggai, Pengurus BKPRMI Kab. Banggai)
Share On:

0 komentar:

Post a Comment

Berilah komentar anda dengan bijak