Monday, September 29, 2014

Problematika dan Solusi Kepemudaan Menuju Banggai 2020

Hj. Batia Sisilia Hadjar, SE, MM Ketua DPK KNPI Kab. Banggai


Pendahuluan

Ketika berbicara tentang pemuda, maka kita juga perlu mengingat sejarah pergerakan pemuda dalam perjuangan dan perubahan yang terjadi di negara ini. Keterlibatan pemuda pada berbagai momentum perubahan seperti Boedi Oetomo 1908, Sumpah Pemuda 1928, Proklamasi Kemerdekaan RI 1945, sampai pada era reformasi 1998 menjadikan pemuda sebagai elemen penting bagi perbaikan dan kemajuan bangsa. Pemuda menjadi agent of change. Pemuda menjadi tumpuan harapan rakyat  dalam melawan tirani kekuasaan yang zolim. Semangat nasionalisme dan patriotisme pemuda mampu menembus sekat-sekat perbedaan karena lawan kita hanya satu yaitu kekuasan yang menindas rakyat.

Demikian pula yang terjadi didaerah Kabupaten Banggai  sejak KNPI di era Usman P. Abdullah, Djar’un Sibay, dr. Syamsir Noer, Zulkifli Mang, Moh. Riffai Dg. Mattorang, Isnaeni Larekeng, Alfian Djibran, Safari Junus dan kami, pemuda selalu menjadi mitra kritis konstruktif dan strategis pemerintah dalam menjalankan kebijakan pembangunan daerah.

Kreatifitas pemuda Banggai saat ini, patut disyukuri mulai berkembang, seperti kesenian, kerajinan dan usaha kreatif lainnya. Peran lembaga-lembaga mahasiswa di kampus-kampus, yang mendorong para pemuda menggali potensi intelektual. Di komunitas-komunitas ini para pemuda dibina dalam mempelajari iptek dan keilmuan lainnya. Pengkaderan di beberapa organisasi kepemudaan juga sangat membantu dalam proses penyiapan kepemimpinan pemuda. Hal-hal seperti ini seharusnya mendapat apresiasi yang besar dari pemerintah, agar nantinya makin banyak pemuda yang mengasah kreatifitasnya sehingga menciptakan mahakarya-mahakarya bagi negeri ini dan dapat dijadikan teladan untuk para pemuda lainnya. Karya-karya kreatif pemuda Banggai sangat penting di masa mendatang; pemuda Banggai perlu mengukir pretasi serta membuktikan eksistensi pemuda Babasal di kancah Internasional.

Namun juga disadari saat ini, pemuda sedang mengalami tantangan yang hebat dalam menemukan jati diri untuk membentuk karakter bangsa. Ekspansi pengaruh globalisasi telah menyebabkan gaya hidup pemuda cenderung hedonis berdampak pada mulai hilangnya sikap kritis pemuda, demikian juga perilaku kebarat-baratan semakin menjangkiti pemuda, setidaknya di Luwuk. Cukup banyak pemuda terjebak dalam perilaku buruk seperti Miras, narkoba dan seks bebas maupun tawuran antar kelompok/kampung.

Perilaku pragmatis dan instan dalam meraih sesuatu tanpa melalui proses yang baik menyebabkan beberapa pemuda terjebak pada politik transaksional dan korupsi. Kegagalan tersebut menyebabkan sepinya sosok pemuda Indonesia yang dapat diteladani. Akibatnya, peran orang tua masih mendominasi segala sektor kehidupan berbangsa dan bernegara.

Tantangan global kedepan yang harus dihadapi adalah diberlakukannya ASEAN Economy Community 2015. Hal ini tentu memerlukan kesiapan Sumber daya manusia masyarakat kab. Banggai khususnya pemuda untuk dapat berkompetisi dalam memainkan peran sebagai pelaku ekonomi. Ketidaksiapan pemuda akan menyebabkan peningkatan angka pengangguran. Hal ini tentunya sangat tidak diharapkan karena akan memicu gejolak sosial.

Oleh karena itu, melalui kesempatan ini, selaku Ketua KNPI Kabupaten Banggai, kami menyampaikan beberapa pokok-pokok pikiran rekomendatif bagi kita semua termasuk pemangku kebijakan tentang hal-hal yang harus dilakukan untuk menata Banggai kedepan khususnya pemberdayaan dan penyiapan pemuda sebagai generasi pelanjut pembangunan.

1.      Aspek politik.
Kebijakanpembangunan di daerah Kabupaten Banggai belum cukup adil dirasakan masyarakat dibeberapa wilayah. Sarana dan prasarana seperti jalan, listrik dan air bersih masih dirindukan masyarakat dibeberapa wilayah. Selain itu keberpihakan pemerintah daerah pada kebijakan pemberdayaan pemuda masih sangat kurang. Harus ada political will yang serius dari pemerintah daerah misalnya ada instansi pemerintah yang fokus dalam memberdayakan kepemudaan seperti Dinas Pemuda dan Olahraga, agar pemuda tidak hanya menjadi bagian seremonial pada kegiatan pemerintahan tetapi benar-benar fokus menyiapkan pemuda dalam menerima estafet kepemimpinan daerah, juga bersinergi dengan KNPI dalam pemberdayaan organisasi-organisasi kepemudaan serta lembaga olahraga dalam pembinaan prestasi pemuda.

2.      Peningkatan SDM bagi pemuda.
Era globalisasi menuntut kita harus memiliki sumber daya manusia untuk mampu bersaing. Hadirnya investasi Migas, Nikel dan perkebunan skala besar harus dimaknai secara bijak sebagai peluang untuk membuka lapangan kerja dan usaha ekonomi baru. Sehingga kita tidak terjebak dalam konflik kepentingan maupun lahan yang berkepanjangan.
Selain pendidikan formal, pemuda perlu peningkatan soft skill. Pemuda sebagai tulang punggung negara dan perekonomian sebagai soko guru ekonomi bangsa adalah dua sisi yang tidak bisa di pisahkan. Upaya merubah pola pikir dan karakter pemuda Indonesia dari pola pikir pencari kerja yang telah membudaya dan mengakar di negara ini, menjadi pola pikir membuka dan menciptakan lapangan pekerjaan menjadi sangat penting. Ini adalah suatu hal yang sangat mulia dan perlu didukung oleh pemerintah dan segenap komponen masyarakat untuk mendorong tumbuhnya ekonomi kreatif dari pemuda.
Oleh karena itu penting sekali mengadakan pelatihan-pelatihan kewirausahaan bagi pemuda dan semua pihak harus menjadikan generasi muda sebagai wirausaha yang mandiri dan tangguh, mencipta lapangan kerja, penggerak perekonomian dan industri negara yang mampu membuka lapangan pekerjaan seluas-luasnya dan menempatkan generasi muda sebagai ujung tombak perekonomian negara. Sehingga kedepan tidak ada lagi pertanyaan anda kerja dimana, tetapi apa usaha anda sekarang.

3.      Kebutuhan akan pelayanan kesehatan.
Dalam beberapa program DPK KNPI bidang kesehatan yang kami laksanakan seperti seminar kesehatan, kami sering mendengar pengeluhan masyarakat tentang kesehatan. Baik itu pelayanan dipuskesmas maupun di rumah sakit.  Itu diakibatkan kurangnya pelayanan dan alat – alat kesehatan. Sehingga asumsi masyarakat jika ada keluarganya yang sakit baiknya dirujuk ke kabupaten tetangga tak bisa kita hindari. Asumsi ini harus kita tepis. Solusinya adalah dengan penguatan manajemen kesehatan, mendorong tenaga – tenaga kesehatan untuk mengikuti pelatihan keprofesian serta menambah alat – alat kesehatan dan jaminan kesehatan bagi warga masyarakat.

4.      Bidang pendidikan
Diberbagai kesempatan ketika saya menghadiri kegiatan rapat kerja kecamatan knpi dibeberapa kecamatan, saya mendapatkan beberapa masalah yang berkaitan dengan persoalan pendidikan. Yang menjadi masalah adalah kurangnya tenaga pengajar. Contohnya adalah ada guru yang harus mengajar di 3 kelas yang berbeda dengan beberapa mata pelajaran. Ini adalah masalah. Sehingga ke depan perlu dikuatkan pendistribusian tenaga pengajar sehingga mampu memenuhi kebutuhan anak – anak siswa dalam mendapatkan pendidikan dengan baik.

Dari beberapa aspek yang saya kemukakan diatas, saya berkesimpulan bahwa masih lemahnya aspek – aspek tersebut. kita harus segera menuntaskan persoalan – persoalan ini agar ke depan daerah kita akan menjadi lebih baik.


Pemuda Banggai Masa Kini Menuju Masa Depan

Jumlah penduduk Kab. Banggai berdasarkan data BPS Kab. Banggai Tahun 2013 sebanyak 342.698 jiwa. Dari total jumlah penduduk tersebut, 42,36 % atau sejumlah 145.153 jiwa adalah pemuda dalam pandangan usia KNPI. Hal ini menunjukan bahwa posisi pemuda tidak hanya semata-mata sebagai sumber daya produksi yang berkuantitas besar saja, namun sumber daya yang memiliki kualitas. Di samping fungsinya sebagai penggerak perekonomian bangsa, pemuda juga memiliki peran besar dalam penggerak bidang sosial politik, budaya, olahraga serta ilmu pengetahuan dan teknologi.

Pemuda dengan berbagai perubahan, masalah, serta potensi yang mereka miliki akan menjadi landasan utama bagi arah kemajuan suatu bangsa. Masalah yang terjadi saat ini setidaknya akan dapat menjadi gambaran bagi kita mengenai karakteristik pemuda di masa yang akan datang. Tingginya sifat konsumtif, rendahnya minat baca, serta minimnya rasa kebangsaan yang mereka miliki saat ini menyebabkan masih kurangnya angka produktivitas kaum muda.


Namun di balik itu semua, masih ada critical mass, sebagian kecil dari para pemuda yang mau mengubah tren yang cenderung terjadi saat ini. Hal ini dapat dilihat dari mulai meningkatnya partisipasi aktif pemuda dalam membantu memecahkan masalah-masalah sosial di sekitar mereka melalui LSM atau komunitas-komunitas yang sesuai dengan minat dan bakat mereka. Sebuah perubahan kontribusi yang cukup positif ini cukup berdampak bagi penyelesaian masalah-masalah kepemudaan yang terjadi. Jika hal ini terus dikembangkan kontribusi pemuda di tahun 2020 pun akan berdampak positif bagi kondisi kemajuan daerah ini dari berbagai sektor, yang pada akhirnya akan membuat kabupaten yang kita kita cintai ini seperti yang sama kita harapkan. Dengan demikian bagi kami, Pemimpin yang peduli pembangunan kepemudaan merupakan Pemimpin yang bertanggungjawab pada kelanjutan generasi.

Oleh: Hj. Batia Sisilia Hadjar, SE., MM (Ketua DPK KNPI Kab. Banggai)
Disampaikan pada: Dialog Terbuka: Quo Vadis Kabupaten Banggai 2015-2020 (Mentata masa depan yang lebih baik) yang dilaksanakan oleh Komunitas Wartawan Banggai tanggal 27 September 2014

Share On:

0 komentar:

Post a Comment

Berilah komentar anda dengan bijak