Monday, August 5, 2013

Tausiah Ramadhan: Isu / Fitnah



“Engkau pasti menuduhku telah bersekutu dengan syaitan, Menyangka apa yang ku miliki aku dapat dari dusta, Engkau mulai kasat kusut menggunjing kesana sini, Melilitkan isyu di leherku mengipaskan suasana panas, Entah apa yang harus ku jelaskan aku enggan bicara"

Sepotong syair yang dinyanyikan Artis Ebit G. Ade. Lagu ini di rilis sekitar akhir Tahun 80-an. Akhir-akhir sering kita mendengar manajemn isu, siapa yang yang mampu mengemas isyu maka dia adalah pemenangnya, manajemen isu itu sendiri biasa digunakan pada saat-aat ada suksesi atau pada saat ada kepentingan yang di inginkan.

Isu merupakan berita yang dihembuskan oleh seseorang atau sekelompok orang. Berita itu sendiri belum jelas sumbernya maupun kebenarannya. Demikian pula fitnah. Ia merupakan berita bohong yang sengaja dihembuskan seorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk menghancurkan pribadi / kelompok dan martabat. Ini semua sangat bertentangan dengan karakter dan budaya bangsa. Lebih dari itu, isu dan fitnah merupakan perbuatan yang tidak dapat dibenarkan oleh agama (Islam), karena kedua hal tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman, memunculkan tuduhan yang keliru, mengakibatkan terjadinya tindakan yang bukan semestinya, serta dapat membawa penyesalan bagi yang melakukannya. Namun demikian ternyata masih banyak orang yang suka menyebarkan isu dan fitnah di masyarakat. Banyak pula orang yang termakan oleh isu dan fitnah tersebut. Hal seperti itu dapat kita buktikan dalam kehidupan kita sehari hari. Tulisan ini sengaja saya buat untuk mengingatkan agar berhati-hati dan teliti dalam mendengar, menerima isu dan fitnah, sebab banyak berita yang ada dilingkungan kita ini bermuatan isu dan fitnah.

Menghadapi isu dan fitnah seperti itu, Islam menganjurkan kepada umatnya agar punya pendirian yang jelas dan tegas, selektif dalam menerima semua informasi (berita). Sebab dengan pendirian tersebut, seseorang tidak akan mudah terbawa arus kebatilan dan dengan sikap yang selektif itu seseorang tidak akan mudah terjebak oleh isu dan fitah. Dalam hal menerima informasi, Allah Swt berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jika datang kepadamu orang fasiq membawa sesuatu berita maka periksalah dengan teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS. Al-Hujurat/49:6).

Mufassir Imam Ibnu Katsir mengutip beberapa Hadits sababunnuzul atau latar belakang turunnya ayat ini. Tatkala Rasulullah mengutus Alwalid Bin Uqbah bin Abi Mu’ith untuk memunggut zakat yang sudah terkumpul di perkampungan bani mushthaliq. Mendengar berita akan adatang utusan Rasulullah mereka ramai ramai mereka menuggu kedatangan Alwalid. Ternyata Alwalid salah faham dikiranya mereka akan menyerang Alwalid ( konon sebelum itu memang pernah terjadi permusuhan anatar Alwalid dengan mereka karena Alwalid pernah membunuh kaun Bani Mushthaliq ), sehingga buru buru Alwalid balik dan melaporkan ke Rasulullah bahwa dia akan di serang dan di perangi oleh Bani Mushthaliq dan menyampaikan pula mereka sudah mertad. Mereka tidak lagi bersedia membayar zakat,Mendengar laporan Alwalid spontan saja memancing amarah para Sahabat dan meminta kepada Rasulullah untuk memerangi Bani Mushthalaq. Rasulullah sebagai seorang pemimpin umat yang arif dan bijaksana tidak saja terpengruh mendengar laporan Alwalid, dan tidak mudah terpenguruh gejolak emosi para sahabat.

Rasulullah pun mengutus Khalid Bin Walid untuk meneliti kebenaran laporan tersebut, sebelum masuk ke perkampungan bani mushthalaq, Khalid mengirim dua orang mata mata untuk meneliti keadaan masarakat bani mushthalaq ternyata yang mereka dapati masarakat bani mushthalaq masih setia dengan Islam dan ramai ramai mengerjakan shalat berjamaah. Akhirnya Khlid kembali untuk menemui Rasulullah dan melaporkan apa yang mereka lihat, Rasulullah merasa puas dan bersyukur. Lalu Rasulullah memberikan komentar kepada para sahabat “andaikan saya izinkan kamu untuk memerangi Bani Mushthaliq karena berita yang di bawa Alwalid, tentu pecahlah umat ini, Bani Mushthaliq teraniaya karena bersalah sedikitpun, dan akhirnya kamu tentu akan menyesal atas perbuatanmu sendiri”. 

Hikma dan Pelajaran
Pertama, keteladanan Rasulullah Saw yang luar biasa sebagai seorang Pemimpin yang arif lagi bijaksana tidak mudah terprofokasi terhadap berita dari orang fasik, beliau cepat tanggap dan mengirirm utusan untuk meneliti berita yang dikhawatirkan akan memecah belah umat Islam.
Kedua, jangan seperti Alwalid yang mudah salah faham dan berburuk sangka dikarenakan latar belakang dendam pribadi, kemudian membuat laporan palsu di hadapan Rasulullah SAW, tanpa meneliti terlebih dahulu bahkan menuduh mereka telah murtad.
Ketiga, jangan cepat emosi mengamuk mau memerangi orang / kelompok yang belum tentu salah karena terprofokasi berita dari orang yang diragukan kebenaran beritanya.
Keempat, keteladan Khalid bin Walid yang patuh dan segera melaksanakan tugas yang di perintahkan Rasulullah dengan penuh kesetiaan.
Kelima, hendaklah kita meneliti lebih dahulu kebeneran berita dari sumber dari berita yang diragukan kebenarannya agar tidak menimbulkan penyesalan di belakang hari.

Oleh: Baharudin Agi (Ketua Umum Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab. Banggai)
Share On:

0 komentar:

Post a Comment

Berilah komentar anda dengan bijak