“Engkau pasti menuduhku telah bersekutu dengan
syaitan, Menyangka apa yang ku miliki aku dapat dari dusta, Engkau mulai kasat
kusut menggunjing kesana sini, Melilitkan isyu di leherku mengipaskan suasana
panas, Entah apa yang harus ku jelaskan aku enggan bicara"
Sepotong syair yang
dinyanyikan Artis Ebit G. Ade. Lagu ini di rilis sekitar akhir Tahun 80-an.
Akhir-akhir sering kita mendengar manajemn isu, siapa yang yang mampu mengemas
isyu maka dia adalah pemenangnya, manajemen isu itu sendiri biasa digunakan
pada saat-aat ada suksesi atau pada saat ada kepentingan yang di inginkan.
Isu merupakan berita yang dihembuskan oleh
seseorang atau sekelompok orang. Berita itu sendiri belum jelas sumbernya
maupun kebenarannya. Demikian pula fitnah. Ia merupakan berita bohong yang
sengaja dihembuskan seorang atau sekelompok orang dengan tujuan untuk
menghancurkan pribadi / kelompok dan martabat. Ini semua sangat bertentangan
dengan karakter dan budaya bangsa. Lebih dari itu, isu dan fitnah merupakan
perbuatan yang tidak dapat dibenarkan oleh agama (Islam), karena kedua hal
tersebut dapat menimbulkan kesalahpahaman, memunculkan tuduhan yang keliru,
mengakibatkan terjadinya tindakan yang bukan semestinya, serta dapat membawa
penyesalan bagi yang melakukannya. Namun demikian ternyata masih banyak orang
yang suka menyebarkan isu dan fitnah di masyarakat. Banyak pula orang yang
termakan oleh isu dan fitnah tersebut. Hal seperti itu dapat kita buktikan
dalam kehidupan kita sehari hari. Tulisan ini sengaja saya buat untuk
mengingatkan agar berhati-hati dan teliti dalam mendengar, menerima isu dan
fitnah, sebab banyak berita yang ada dilingkungan kita ini bermuatan isu dan
fitnah.
Menghadapi isu dan fitnah seperti itu, Islam
menganjurkan kepada umatnya agar punya pendirian yang jelas dan tegas, selektif
dalam menerima semua informasi (berita). Sebab dengan pendirian tersebut,
seseorang tidak akan mudah terbawa arus kebatilan dan dengan sikap yang
selektif itu seseorang tidak akan mudah terjebak oleh isu dan fitah. Dalam hal
menerima informasi, Allah Swt berfirman : Hai orang-orang yang beriman, jika
datang kepadamu orang fasiq membawa sesuatu berita maka periksalah dengan
teliti agar kamu tidak menimpakan suatu musibah kepada suatu kaum tanpa
mengetahui keadaannya yang menyebabkan kamu menyesal atas perbuatanmu itu. (QS.
Al-Hujurat/49:6).
Mufassir Imam Ibnu Katsir mengutip beberapa
Hadits sababunnuzul atau latar belakang turunnya ayat ini. Tatkala Rasulullah
mengutus Alwalid Bin Uqbah bin Abi Mu’ith untuk memunggut zakat yang sudah
terkumpul di perkampungan bani mushthaliq. Mendengar berita akan adatang utusan
Rasulullah mereka ramai ramai mereka menuggu kedatangan Alwalid. Ternyata
Alwalid salah faham dikiranya mereka akan menyerang Alwalid ( konon sebelum itu
memang pernah terjadi permusuhan anatar Alwalid dengan mereka karena Alwalid
pernah membunuh kaun Bani Mushthaliq ), sehingga buru buru Alwalid balik dan
melaporkan ke Rasulullah bahwa dia akan di serang dan di perangi oleh Bani
Mushthaliq dan menyampaikan pula mereka sudah mertad. Mereka tidak lagi
bersedia membayar zakat,Mendengar laporan Alwalid spontan saja memancing amarah
para Sahabat dan meminta kepada Rasulullah untuk memerangi Bani Mushthalaq.
Rasulullah sebagai seorang pemimpin umat yang arif dan bijaksana tidak saja
terpengruh mendengar laporan Alwalid, dan tidak mudah terpenguruh gejolak emosi
para sahabat.
Rasulullah pun mengutus Khalid Bin Walid untuk
meneliti kebenaran laporan tersebut, sebelum masuk ke perkampungan bani
mushthalaq, Khalid mengirim dua orang mata mata untuk meneliti keadaan
masarakat bani mushthalaq ternyata yang mereka dapati masarakat bani mushthalaq
masih setia dengan Islam dan ramai ramai mengerjakan shalat berjamaah. Akhirnya
Khlid kembali untuk menemui Rasulullah dan melaporkan apa yang mereka lihat,
Rasulullah merasa puas dan bersyukur. Lalu Rasulullah memberikan komentar
kepada para sahabat “andaikan saya izinkan kamu untuk memerangi Bani Mushthaliq
karena berita yang di bawa Alwalid, tentu pecahlah umat ini, Bani Mushthaliq
teraniaya karena bersalah sedikitpun, dan akhirnya kamu tentu akan menyesal
atas perbuatanmu sendiri”.
Hikma dan Pelajaran
Pertama, keteladanan Rasulullah Saw yang luar
biasa sebagai seorang Pemimpin yang arif lagi bijaksana tidak mudah
terprofokasi terhadap berita dari orang fasik, beliau cepat tanggap dan
mengirirm utusan untuk meneliti berita yang dikhawatirkan akan memecah belah umat Islam.
Kedua, jangan seperti Alwalid yang mudah salah
faham dan berburuk sangka dikarenakan latar belakang dendam pribadi, kemudian
membuat laporan palsu di hadapan Rasulullah SAW, tanpa meneliti terlebih dahulu
bahkan menuduh mereka telah murtad.
Ketiga, jangan cepat emosi mengamuk mau memerangi
orang / kelompok yang belum tentu salah karena terprofokasi berita dari orang
yang diragukan kebenaran beritanya.
Keempat, keteladan Khalid bin Walid yang patuh
dan segera melaksanakan tugas yang di perintahkan Rasulullah dengan penuh
kesetiaan.
Kelima, hendaklah kita meneliti lebih dahulu
kebeneran berita dari sumber dari berita yang diragukan kebenarannya agar tidak
menimbulkan penyesalan di belakang hari.
Oleh: Baharudin Agi (Ketua Umum Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah Kab. Banggai)
0 komentar:
Post a Comment
Berilah komentar anda dengan bijak